Langsung ke konten utama

Seberapa Bahayakah Hujan Asam bagi Perairan Air Tawar?! Apa dampaknya bagi kehidupan manusia?


Seberapa Bahayakah Hujan Asam bagi Perairan Air Tawar?! Apa dampaknya bagi kehidupan manusia?



Seperti yang kita tahu, hujan merupakan sahabat kehidupan. Banyak hal dan manfaat yang dihasilkan oleh hujan. Tapi, apakah kalian tahu sebuah hujan yang dapat membahayakan lingkungan sekaligus makhluk hidupnya sendiri? Nah, salah satu hujan tersebut adalah hujan asam. 
Beberapa dari kita mungkin tahu apa itu hujan asam. Tapi, apakah hal pertama yang terpikir dalam benak kalian tentang hujan asam? Pasti dampak dari hujan asam itu sendiri bukan, seperti kerusakan bangunan dan bahaya lainnya. Kira- kira hujan asam juga mempengaruhi kondisi air atau tidak ya? Untuk mengetahui lebih lanjut mari kita bahas disini.

1. Apa sih, Hujan Asam itu?




Hujan asam adalah fenomena alam yang diakibatkan dari pencemaran udara yang buruk. Hujan asam itu sama halnya dengan hujan pada umumnya, namun yang membedakan adalah hujan ini memiliki derajat keasaman (pH) yang rendah dari pH hujan pada normalnya yaitu 5,6-5,7. Hujan asam ini sangat berbahaya, tidak hanya bagi konstruksi bangunan, namun, bagi seluruh makhluk hidup, karena dapat kematian jika terpapar secara berlebihan. 

2. Tanggapan dan Saran Peneliti untuk Menjaga Air dari Bahaya Hujan Asam. 


Asam sulfat yang menjadi penyebab hujan asam terus meningkat di sebagian besar laut dunia. Para peneliti dari Lifenise Institute of Freshwater Ecology and Inland Fisheries (IGB) dan Aarhus University di Denmark telah memberikan ilustrasi tentang sumber sulfat dan pengaruhnya terhadap ekosistem air tawar. Dari penelitian tersebut, menunjukkan bahwa konsekuensi negatif bagi ekosistem dan produksi air sejauh ini hanya diketahui secara lokal dan direkomendasikan agar peraturan hukum tentang sulfat lebih diperketat. 

3. Pengendalian dan Asumsi Tentang Hujan Asam dibeberapa Belahan Negara Dunia.


Di Amerika Utara dan Eropa, setelah pembangkit listrik diubah menjadi desulfurisasi gas buang pada 1980-an, aktivitas hujan asam semakin menurun. kemudian dilanjut, Jerman mengurangi sulfur di atmosfer yang dapat menurunkan hingga 90% risiko hujan asam selama 30 tahun terakhir. Asumsi tentang risiko hujan asam diperkirakan telah hilang, namun, konsentrasi sulfat pedalaman di banyak bagian dunia telah menunjukkan sedikit perubahan dalam beberapa dekade terakhir. 

4. Faktor Penyebab Aktivitas Hujan Asam yang Dapat Mencemari Air.


Sulfat terlarut dan terbentuk secara alami di Laut Pedalaman oleh pelapukan mineral, dekomposisi vulkanik atau organik dan pembakaran. Aktivitas manusia meningkatkan konsentrasi sulfat dalam air. Selain input atmosfer, penyebab utama dari hal ini termasuk drainase lahan basah, penambangan terbuka, pupuk dan zat kimia yang mengalir dari tanah pertanian serta air limbah pertanian.

Zat yang mengandung belerang juga digunakan sebagai pupuk dan juga sebagai fungisida. Menurut penelitian di AS, limpasan belerang pertanian di seluruh dunia menyumbang sekitar 50 persen limpasan belerang setiap tahun. Selain itu, diperkirakan konsentrasi sulfat di badan air akan meningkat secara signifikan karena faktor perubahan iklim. Seiring meningkatnya curah hujan dan naiknya permukaan air laut dapat menyebabkan jumlah sulfat yang mengalir ke air tanah dan sungai meningkat, sehingga mengakibatkan peningkatan yang signifikan dalam konsentrasi sulfat. 

Sulfat tidak hanya merusak kualitas air minum, tetapi juga mempengaruhi siklus karbon, nitrogen dan fosfor. Secara khusus, sulfat meningkatkan beban nutrisi badan air dan menghasilkan reproduksi tanaman dan ganggang serta pasokan makanan untuk kehidupan air. Akibatnya, ada kekurangan oksigen di dalam air dan lebih banyak fosfat dilepaskan dari sedimen. Produk dekomposisi sulfat dan sulfida (terutama sulfida) juga dapat menjadi racun bagi kehidupan akuatik.

5. Solusi Pencegahan untuk Menekan Hujan Asam.


Metode untuk menghilangkan polutan menggunakan organisme hidup seperti prokariota, jamur dan tanaman juga telah diusulkan. Penggunaan lahan basah, bioreaktor dan penghalang reaksi permeabelitas dapat mengurangi kontaminasi sulfat dari badan air. Para ilmuwan juga memiliki harapan besar untuk pemulihan lahan gambut. Mengingat drainase yang luas serta lahan basah telah melepaskan senyawa besi yang mengandung belerang. Maka, area tersebut dapat direhabilitasi untuk mencegah pelepasan dan penyimpanan belerang. Kemudian air yang mengandung sulfat disaring di lahan basah melalui air tanah atau air permukaan. Oleh karena itu, para peneliti mengusulkan untuk meneliti dampak sulfat di pedalaman dan membuat standar lingkungan yang baik. 




Komentar